Hobiis adenium layak berterima kasih kepada Pehr Forrskal. Berkat publikasi yang dilakukan ahli botani asal Swedia itu, adenium kini dikenal luas di berbagai penjuru dunia. Sejarah mencatat, Pehr orang Eropa pertama yang menemukan dan menyadari keindahan adenium. Pada 1761 ia melakukan ekspedisi ke Arab, Mesir, dan
Akhirnya, 44 tahun berselang nama itu diralat oleh Johann. J Roemer dan Joseph. A Schultes, pada 1819. Kedua peneliti itu menyebut tanaman berbunga cantik itu dengan adenium sebagai penghormatan terhadap Yaman, daerah asal tumbuhnya. Nama itu diambil dari kata Oddaeyn, sebutan orang Arab pada
Adenium masuk dalam famili Apocynaceae dan banyak tersebar di daerah tropis. Ia satu kerabat dengan alamanda, carissa, beaumontia, mandevillea, plumeria, dan nerium. Adenium yang umum dikenal di
Dihabitat asalnya, adenium tumbuh menyemak dengan ukuran besar, terutama jenis Adenium arabicum dan A. socotranum. Di Afrika Selatan dan Arab, tanaman ini mampu mencapai ketinggian 12 meter. Di
Bahkan oleh sebagian penduduk
Walaupun beracun, anggota famili Apocynaceae itu juga dimanfaatkan sebagai obat, seperti malaria. Di Kalahari selatan, Afrika, orang memakai subspesies oleifolium sebagai salep untuk mengatasi gigitan ular dan sengatan kalajengking.
Koliya—sebutannya di
Dalam perkembangannya, adenium lebih banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias karena memiliki motif dan warna yang beragam dan cantik. Itu setelah dihasilkan varietas baru hasil persilangan antar spesies.
Sumber : Majalah Trubus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar